Tuesday, October 30, 2012

Sesalkan Bentrok Berdarah, Ini Seruan Rakyat Lampung

177641_bentrokan-lampung-selatan_663_382Elemen masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Lampung menyesalkan terjadinya bentrok berdarah yang telah memakan korban jiwa di Lampung Selatan. Bentrok itu seharusnya bisa diantisipasi, jika pemangku kebijakan cepat tanggap dan bertindak.
"Pertanyaan selanjutnya adalah tanggung jawab siapa semua ini? kemana kepala daerah dan tokoh-tokoh Lampung yang selama ini tampil menyerukan perdamaian?" ujar Koordinator Koalisi Rakyat Lampung, Idhan Januwardhana, Selasa, 30 Oktober 2012.
Idhan menyatakan, ketakutan dan kecemasan kini menghantui warga dari dua kelompok yang bertikai. Kondisi ini terjadi karena begitu banyak warga yang mengungsi padahal tak mengerti apa yang sedang terjadi.
Tanpa mau saling menyalahkan, Koalisi Rakyat Lampung berharap agar semua pihak yang peduli untuk bersama-sama membantu mengurai satu per satu akar permasalahan. "Dan mengupayakan solusi damai untuk saudara kita dan kita semua," ujarnya.
Koalisi Rakyat Lampung yang terdiri dari delapan eleman masyarakat untuk itu menyerukan beberapa hal kepada seluruh pihak:

  1. Menghimbau dan menyerukan Kepada para pihak yang berkonflik untuk menahan diri tidak melakukan tindakan-tindakan atau provokasi yang bisa memicu terjadinya bentrokan susulan.
  2. Menuntut aparat keamanan untuk secara sigap dan cermat mengantisipasi, meredam konflik serta melakukan penegakan hukum secara adil, transparan dan tidak diskriminatif.
  3. Menuntut kepada kepala daerah dan jajarannya serta muspida Lampung Selatan dan Provinsi Lampung untuk mengupayakan resolusi konflik, dengan langkah kongkrit terciptanya perdamaian dan mengerahkan segala program pembangunan secara adil dan merata demi terciptanya perdamaian yang berkelanjutan.
  4. Mengajak kepada seluruh element masyarakat, tokoh-tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda untuk duduk bersama, mencarikan solusi damai bagi terciptanya perdamaian dan mengupayakan penyelesaian segala persolan dengan musyawarah dan mufakat secara simultan dan berkelanjutan.
  5. Menghimbau kepada pegiat pers, jurnalistik dan warga masyarakat secara keseluruhan agar tidak memberitakan atau menebar isu-isu negatif atau gambar-gambar kekerasan di media masa baik cetak, elektronik ataupun media online, yang dapat memicu bibit-bibit konflik dan kekerasan serta berdampak pada pola pikir masyarakat yang tidak sehat.