Cuaca berkabut dan hujan, sehingga tidak bisa melihat keadaan puncak Gunung Merapi.
Gunung Merapi mengeluarkan letusan sekitar empat jam lamanya dan berkekuatan lebih dahsyat dari sebelumnya. Bahkan, luncuran awan panas 'wedhus gembel' kali ini memiliki jangkauan terjauh dari letusan pertama 26 Oktober lalu.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, letusan siang ini terjadi sekitar pukul 11.11 WIB, Rabu 3 November 2010.
Berikut kronologi erupsi Merapi dari PVMBG yang disampaikan Staf Khusus Presiden Bidang Penanganan Bencana Alam dan Sosial Andi Arief:
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, letusan siang ini terjadi sekitar pukul 11.11 WIB, Rabu 3 November 2010.
Berikut kronologi erupsi Merapi dari PVMBG yang disampaikan Staf Khusus Presiden Bidang Penanganan Bencana Alam dan Sosial Andi Arief:
- Pukul 11.11-13.19 WIB terjadi awan panas beruntun dengan durasi maksimum dua menit. Sementara, cuaca dalam keadaan kabut dan hujan, sehingga tidak bisa melihat keadaan puncak Gunung Merapi.
- Pukul 13.27 WIB dan 13.30 WIB terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak dua kali.
- Pukul 14.00-14.03 WIB terjadi guguran besar beruntun sebanyak empat kali dengan durasi makimum 1 menit.
- Pukul 14.04–14.27 WIB terjadi rentetan awan panas dengan durasi maksimum 5 menit. Diperkirakan jarak luncur awan panas lebih dari 10 kilometer. Sehingga diputuskan untuk memperluas daerah aman hingga di luar radius 15 kilometer.
- Pukul 14.44 WIB terjadi awan panas besar selama 1,5 jam.
- Pukul 16.23 WIB aktivitas mulai reda.
- Pukul 17.30 WIB dilaporkan bahwa awan panas mencapai 9 kilometer di alur Kali Gendol.
Letusan Merapi pada 26 Oktober yang menewaskan 39 orang itu menghantam desa Kinahrejo, tempat juru kunci Merapi Mbah Maridjan. Desa Mbah Maridjan sendiri berada sekitar 4 sampai 5 kilometer dari puncak Merapi.
"Jangkauan awan panas ini sekitar 9 kilometer. Lebih panjang dari letusan pertama yang sekitar 7,5 kilometer," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio.
"Jangkauan awan panas ini sekitar 9 kilometer. Lebih panjang dari letusan pertama yang sekitar 7,5 kilometer," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio.