Sunday, April 1, 2012

Kenaikan Harga BBM RI Tergantung Iran

Pengamat energi, Kurtubi, menilai pergerakan harga minyak mentah dunia hingga pertengahan tahun 2012 mendatang kemungkinan bakal terus menguat. Kenaikan itu bisa terjadi jika eskalasi politik di Iran semakin memanas.

Jika penguatan itu terus terjadi, harga rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) bisa melebihi 15 persen dari yang di patok di UU- APBN-P sebesar US$105 per barel. Artinya, pemerintah sudah bisa menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Memang semua itu akan bergantung pada geopolitik di Timur Tengah," kata Kurtubi dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Minggu, 1 April 2012.

Seperti diketahui, selama kuartal I, minyak Brent telah naik US$15,50 atau 14,4 persen. Khusus untuk Maret saja, Brent telah naik 22 sen atau 0,18 persen. Namun, selama sepekan terakhir, minyak mentah Brent turun US$2,25 atau 1,80 persen.

Pada penutupan perdagangan komoditas akhir pekan lalu, Brent ditutup menguat 49 sen atau 0,40 persen ke level US$122,88 per barel.

Menurut Kurtubi, langkah sejumlah negara untuk mengerem laju kenaikan harga minyak mentah dunia kemungkinan sulit berhasil sepanjang krisis Iran belum selesai.

Seperti diketahui, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris berencana mengeluarkan cadangan minyak mentah mereka. Begitu pula dengan Arab Saudi yang akan menjamin pasokan minyak mentah dunia.
"Kalau serangan dilakukan ke Iran, langkah-langkah itu tak akan mampu membendung kepanikan pasar yang muncul," kata Kurtubi.

Dia menilai, harga minyak mentah dunia sebetulnya cederung bergerak stabil jika hanya melihat faktor fundamental semata.

Saat disinggung pasokan energi alternatif yang bisa meredam kenaikkan harga minyak dunia, Kurtubi justru pesimistis energi terbarukan itu bisa membantu mengatasi masalah. Terlebih lagi, pengembangan energi alternatif hingga kini masih jauh dari harapan.